Latar Belakang
Berawal dari
matinya salah satu headlamp High Power Led (HPL) Cree 10 watt pada mobil untuk
saya bawa mudik lebaran tahun 2015, saya kemudian mencoba melakukan pengecekan
terhadap kerusakannya.
Singkat cerita,
setelah saya cek ternyata bukan HPL-nya yang rusak, melainkan
drivernya. Saya melakukannya dengan menggunakan sebuah adaptor 12v/500mA, yang
dihubung seri dengan sebuah resistor sebesar 1kohm langsung pada terminal
HPL dan ternyata masih menyala. Langkah saya menggunakan resistor seri
adalah untuk pengamanan lampu led agar tidak terbakar, mengingat saya tidak tahu
tegangan optimal untuk menyalakan HPL tadi.
Setelah
mengetahui kerusakan pastinya terletak pada driver, saya googling untuk mencari
driver yang tersedia dan ternyata harganya lumayan mahal (mendekati angka 100
ribuan, cukup mahal mengingat harga total led cree 10watt, casing, dan
drivernya "hanya" 200 ribuan.
Bertitik tolak
dari masalah di atas, saya kemudian tergelitik untuk mulai mempelajari
karakteristik dan spesifikasi teknis pabrikan dari sebuah driver HPL
dengan kesimpulan antara lain sebagai berikut:
1. Pada intinya led jenis tertentu memiliki tegangan tipikal tertentu pula
agar led menyala optimal dan ini mungkin tidak sama untuk setiap jenis led
dan/atau pabrikannya.
2. Sebuah driver pada hakikatnya hanyalah sebuah regulator tegangan arus
searah switching untuk mengeluarkan tegangan tertentu yang dibutuhkan HPL dan
bagaimanapun ternyata ia hanya tegangan searah biasa (bukan sinusoidal ataupun
persegi seperti halnya yang ada pada beberapa chopper arus searah.
3. Pada saat ini regulator switching sudah banyak dijumpai dengan harga yang
relatif murah. Pemilihan regulator switching memang sangat direkomendasikan
untuk digunakan sebagai catu daya HPL dibandingkan tipe linier (7805 DKK) yang
banyak menimbulkan kerugian daya. Salah satu ciri regulator tipe ini adalah
digunakannya inti ferit (frekuensi tinggi) sebagai media induktansi.
4. Dalam kondisi tertentu, bagaimanapun Agan dapat membuat driver HPL dengan
hanya menggunakan rangkaian resistor daya besar secara seri, yang mana ini akan
saya sharing dengan agan-agan sekalian.
A. Driver LED/HPL Menggunakan Resistor Seri
Pada praktk
kali ini saya akan menyalakan 2 buah HPL 10 watt (setipe, semerk, dan
mempunyai daya sama)
Langkah-langkah persiapan pembuatan sebagai berikut:
a) Memastikan tegangan tipikal dari datasheet LED Cree
10W yang digunakan, didapat nilai: 3,2V. (googling)
b) Membuat toleransi batas aman daya HPL 10W sehingga
diasumsikan daya adalah 75% dari 10W = 7,5W dan V=3,2V Ini bertujuan agar
HPL tidak ruisak disebabkan pabrik yang terlalu overspesifikasi daya LED
buatannya. (promosi yang tidak sehat)
c) Menggunakan adaptor 12V daya besar 3A (untuk
merepresentasikan aki mobil 12V) sebagai catu daya HPL.
d) Mengukur tegangan maksimal aki mobil pada saat
operasi. Biasanya aki berada pada tegangan maksimal pada saat ia sudah full
charged, didapat angka 14V.
·
· Agar HPL yang relatif mahal itu tidak rusak karena kesembronoan, perlu saya
anstisipasi dengan perhitungan teoritis menggunakan resistor seri sebagai
berikut.
a) Jika daya HPL telah diasumsikan 7,5Watt, maka arus
aman yang diijinkan mengalir pada HPL haruslah:
I = P/V = 7,5/3,2 = 2,34A
b) Jika asumsi aman tegangan maksimal accu adalah 14V,
maka jika terminal accu kemudian akan dihubungkan dengan HPL, maka harus ada
tegangan yang ‘dibuang’ sebesar (14-3,2)V = 10,8V, sehingga resistor seri yang
digunakan sebesar R=10,8/2,34 = 4,62 ohm. Dengan pendekatan ke atas (jangan ke
bawah) didapat nilai 4,7 ohm, sedangkan daya yang digunakan adalah P = I2R = (2,34)2
x 4,7 = 25 watt (gile, besar bener!).
c) Mengingat resistor di atas masih relatif besar, maka
terdapat cara untuk mengurangi disipasi yang ada yaitu menghungkan seri 2 HPL
yang ada (harus sejenis dan semerk) sehingga didapat tegangan HPL 6,4V. Dengan
demikian perhitungan R menjadi: (14–6,4)V / 2,34 = 3,23ohm, dan daya yang
dipakai = (2,34)2 x 3,3 = 18watt (masih lumayan besar, tidak efisien, namun
murah meriah). Cara menyalakan HPL seperti di atas sebenarnya mirip-mirip
dengan penggunaan regulator seri 78XX utamanya dalam hal kerugian
disipasi dayanya.
Praktek:
a)
Hubungkan seri kedua HPL, yaitu katoda HPL 1 dengan
anoda HPL 2
b)
Untuk membuat resistor 18watt 3,3ohm, saya menggunakan
4 buah resistor 5watt hubungan seri-paralel dengan heat-sink bekas seadanya,
yang selanjutnya dihubungkan dengan terminal positif 12V lampu mobil.
c) Anoda HPL 1 dihubungkan dengan rangkaian resistor,
sedangkan katoda HPL 2 ke terminal negatif 12V lampu mobil.
B. Driver LED/HPL Menggunakan Regulator Switching
Regulator switching saat ini mempunyai banyak varian dan nama yang sering
dijumpai dalam kit-kit mikrokontroller, biasanya untuk menaikkan tegangan DC
bernama Step-Up DC to DC dan untuk menurunkan bernama Step-Down DC to DC,
dengan harga kisaran harga hanya belasan ribu. Salah satu yang sering
digunakan adalah kit LM2596.
Cara menghubungkan regulator ini agar berfungsi sebagai driver HPL cukup
mudah, yaitu hanya dengan mengatur/memutar potensiometer dengan obeng pada
tegangan HPL, yaitu 3,2V. Prakteknya pada saat memutar, output sambil
dihubungkan dengan sebuah voltmeter sampai mendekati max 3,2V.
Contoh Regulator Switching
Ada juga tipe LM2596 yang saat ini telah disertai indikator
tegangan, tinggal pilih.
Ada pertanyaan, bisakah driver HPL menggunakan
regulator linear? Jawabannya tentu bisa tetapi tidak rekomended, karena
disipasi daya terbuang yang relatif besar dan setahu saya belum ada regulator
fixed 3,2V. Regulator yang dipakai haruslah menggunakan regulator fixed
terdekat (misalnya 7805) dengan tambahan resistor seri tentunya. Alternatif,
gunakanlah regulator variabel semacam LM317, tapi jangan lupa sertakan
peredam panas (heat sink) yang memadai agar tidak rusak.
Kesimpulan dan Saran:
1. Driver LED pada hakikatnya hanya berupa regulator tegangan DC biasa
dengan tegangan tertentu, ia tidak mempunyai bentuk tegangan tertentu seperti
persegi, chopped, maupun sinusoidal.
2. Sebuah driver switching dapat digunakan untuk menyuplai satu atau beberapa
LED paralel dengan daya dan tipe yang sama. Untuk tipe dan daya yang
berbeda hal ini sama sekali tidak disarankan mengingat arus lebih akan
cenderung mengalir ke LED yang mempunyai impedansi yang lebih kecil, sehingga
akan merusak satu atau beberapa LED yang terhubung.
3. Untuk mengatur besar tegangan terminal HPL bisa menggunakan regulator
linear/switching atau rangkaian resistor seri dengan penyesuaian daya komponen
dan heat sink tentunya.
4. Untuk mengurangi disipasi daya (panas terbuang) akibat menggunakan
rangkaian non switching (seri), seyogyanya selisih tegangan antara terminal
catu daya dengan terminal diperkecil, yang antara lain caranya dengan
menghubungkan seri HPL.
5. Penggunaan regulator switching pada dewasa ini sebagai driver HPL, sangat
direkomendasikan dengan bentuk yang lebih simple dan disipsi daya yang relatif
kcil.
6. Jika ditemui HPL tidak nyala, jangan langsung dibuang, pastikan kerusakannya
baik pada modul LED-nya atau pada driver, sehingga anggaran untuk
perbaikan dapat ditekan.
7. Untuk menghindari kerusakan HPL karena overspesifikasi pabrik, sebaiknya ada
toleransi pada praktek sedemikian hingga tegangan terminal HPL selalu di bawah
3,2V.
8. Mengingat banyak permintaan terkait penggunaan resistor sebagai driver, di
bawah ini disertakan rumus sederhana untuk menghitung nilai resistansinya. Untuk menghitung besaran daya resistor cukup gunakan rumus P = I(kuadrat) x R.