Pendahuluan
Di
gudang atau tempat sampah kadang kita menemui mobil mainan remote control bekas
yang sudah ‘rusak’ karena patah atau putus kabel dalamnya. Sebenarnya kalau
kita telaten, kita bisa membetulkan kerusakannya sendiri. Namun karena
kita berurusan dengan anak kecil yang sering seenaknyamelemparmobilmainannya, maka
terkadang kerusakan kembali terjadi dan bahkan menjadi parah dan sulit dibetulkan
dengan kasat mata.
Pada
postingan kali ini, ane akan sharing pengalaman contoh memanfaatkan remote
control bekas mainan mobil-mobilan yang telah kita anggap rusak, namun ternyata
masih terdapat bagian receiver remote pada sisi mobil mainan yang masih bagus,
sehingga barang bekas ini bakal menjadi sesuatu yang lebih berharga.
Adapun penggunaannya bisa untuk menyalakan/mematikan alat listrik
220VAC antara lain lampu 220V, feeder ikan, pintu pagar elektrik, kipas angin,
dan sebagainya. Namun demikian, berdasarkan pengalaman, sinyal remote mobil mainan
rawan adanya interferensi dari sinyal lain, jadi disarankan seyogyanya bukan untuk
tujuan menyalakan alat listrik yang riskan.
Blok Diagram
Sistem Kerja:
1.
Remote receiver, bertugas hanya untuk memberikan
umpan polaritas yang secara default diberikan kepada 2 motor penggerak (4
channel), sesuai dengan perintah yang ane berikan pada pemancar remote control,
2.
Polarity Detector, bertugas memisahkan polaritas
dari kedua output remote receiver sehingga di bagian ini dikembangkan menjadi 4
output digital (low dan high),
3.
Toggle Switch, bertugas mengolah lagi output dari polarity
detector untuk menggerakkan beban nyala-mati,
4.
Power manajemen, bertugas sebagai penyuplai catu daya
yang sesuai untuk keperluan masing-masing bagian.
Langkah
untuk membuat alat:
1.
Mendapatkan
mobil-mobilan remote bekas berikut remote controlnya.
Sekedar
informasi, terdapat pasangan remot control dalam hal ini yaitu receiver
(penerima) pada sisi mobil-mobilan dan transmitter (pemancar) pada sisi remote
controlnya (yang dipegang tangan). Kalau kamu pengin buat, tapi tidak punya
mobil mainan remote bekas, bisa cari/tanya ke pemulung sampah.
Kalau perlu pesan yang banyak, dan kalau udah dapat bisa dirakit sendiri
dan usaha dijual, lumayan untuk nambah uang saku, hehe.
2.
Pastikan
tidak ada permasalahan pada pasangan remote control, baik pada sisi pemancar
maupun penerima
a) Pemancar
Isilah
bateray sebagaimana biasa dan tekan-tekan tombolnya, jika lampu indikator
menyala, berarti sisi transmitter masih baik. Biasanya transmitter ini jarang
mengalami kerusakan.
b) Penerima
Isilah
bateray sebagaimana biasa dan tekan-tekan tombol sisi transmitternya, jika ada
respon semua, berarti kondisi masih baik. Namun kalau tidak respon, (namanya
rusak) cobalah bongkar dan pastikan kabel yang putus disambung kembali. Jika masih
belum bisa, gantilah motor (penggerak dan belok) dengan lampu kecil. Lakukan
hal lain yang perlu sampai bisa. Biasanya kerusakannya tidak parah kok.
3.
Setelah
OK, pisahkan bagian PCB circuit penerima dengan hati-hati. Kabel pada receiver
remote biasanya berupa kabel antene, kabel catu daya (merah/hitam), dan output
ke motor (baca: dinamo).
Pekerjaan persiapan
Sebenarnya
remote kontrol yang ane praktekkan cuma tipe 1 motor, namun tidak apalah ane
jelasin untuk yang 2 motor.
1. Tentukan mode penggunaan remote control yang
akandibuat, mode real time atau toggle.
·
Real
time, maksudnya receiver dan
transmitter memiliki lama respon yang relatif sama sesuai dengan apa yang kita
perintahkan. Hal ini mirip dengan penggunaan remote control secara default pada
saat Agan mengendalikan mobil-mobilan.
·
Toggle, maksudnya receiver merespon hanya pada
awal ketika Agan memberi perintah pada transmitter, mengingat rangkaian toggle
segera mengambil alih tugas, baik menyalakan maupun mematikan dalam waktu lama.
Fungsi ini berguna terutama untuk menyalakan dan mematikan alat listrik.
Agan pasti tidak pengin tangan ane pegel hanya untuk menyalakan lampu. Selain itu,
mode toggle ini tentu akan lebih menghemat bateray pemancar remote. Untuk mode
ini Agan masih perlu membuat rangkaian tambahan toggle switch yang banyak
tersedia di google, contohnya sebagai berikut dari website Mas Farid:
Jika
dikehendaki, transistor di atas dapat diganti dengan triac untuk dihubungkan
dengan lampu 220VAC.
2. Komponen tambahan yang diperlukan:
a) Dioda IN4008 atau sejenis sebanyak 8 buah,
berguna sebagai detektor arus dan pengaman arus transien relay.
b) Relay 5V, 6V,atau 9V (sesuai dengan tegangan
batere), berguna sebagai kontaktor/saklar netral. Kebutuhan akan relay ini tergantung
berapa channel output receiver yang akan dipakai dan akan meningkat jika output
toggel switch juga menggunakan relay.
c) Adaptor 9V atau kalau memungkinkan pakailah
bekas charger ponsel 5V/1A, berguna sebagai catu daya semua rangkaian dalam
proyek ini.
d) Toggle Switch, berguna untuk mengunci
keadaan V1 (nyala) dan V0 (mati) dari sebuah input.
Pada
akhirnya, semua rangkaian yang kita susun bermuara pada relay akhir dan akan
menggerakkan/mematikan alat listrik, antara lain lampu, kipas angin, televisi,
AC, dan sebagainya.
Rangkaian Inti
Dari
blok diagram dan berbagai macam rangkaian pendukung yang ada di atas, terakhir
kita hanya butuh rangkaian tambahan berupa yang namanya Rangkaian Detektor di
bawah ini.
Informasi Tambahan terkait Penguat Akhir H-Bridge
1. Tegangan output dari bateray biasanya 6-9V,
2. Terdapat beberapa tipe 2 tipe channel mobil remote, antara lain:
a) menggunakan 1 motor: hanya untuk maju/mundur, dan
Tipe ini mempunyai satu sinyal output receiver sehingga hanya bisa mengendalikan sesuah alat listrik
b) menggunakan 2 motor: untuk maju-mundur dan belok kiri-kanan.
Tipe ini mempunyai 4 sinyal output receiver yang berbeda sehingga bisa dimanfaatkan juga untuk mengendalikan 4 jenis alat listrik yang berbeda.
3. Pada prinsipnya, baik tipe 1 motor maupun 2 motor, arah putaran masing-masingnya dikendalikan oleh semacam rangkaian H-Bridge dengan kondisi input yang berbeda.
4. Jika Agan bermaksud menggunakan receiver hanya untuk memperoleh kode digital (high/low) sebagai masukan rangkaian berikutnya (mikrokontroller), Agan tidak perlu menggunakan rangkaian relay di atas, melainkan mencuplik 2 titik pada rangkaian sebelum menuju ke penguat akhir motor. Perlu diketahui bahwa penguat akhir pada sebagian besar rangkaian yang menggunakan motor DC sebagai penggerak maju-mundur, baik untuk mobil mainan atau robotika, biasanya menggunakan driver berupa H-Bridge, yang cara kerjanya mirip dengan shield Arduino L298N. Gambar di bawah dapat membantu untuk menentukan dimana titik tersebut, tidak sulit kok.
5. Setelah menemukan 2 input titik ini, Agan dapat juga menggunakan untuk input L298N, baik untuk tujuan memperkuat arus output atau menerapkan sinyal PWM tertentu, sehingga kecepatan motor bisa bervariasi.
Driver L298N
Contoh Titik 2 Input Rangkaian H-Bridge